Spiderman Homecoming (And Others Mini Review of Superhero Movies)


Please note: Review gue bakal ngalor ngidul dan bermuatan spoiler.

Akhirnya reboot film Spiderman baru tayang juga. Kali ini, Spiderman sudah resmi gabung ke MCU, jadi kayaknya bisa tiap tahun kita melihat Spiderman (tapi dengan catatan doski itu selalu ikut event-event Avengers ya).

Kalau banyak orang mengeluh akan banyaknya genre Superhero akhir-akhir ini, sementara genre drama romcom makin berkurang, maka gue senang-senang aja dengan banyaknya genre Superhero secara I'm geek inside. Film Spiderman Homecoming, adalah film Superhero ke-4 yang tayang di tahun 2017 ini, setelah Logan, Guardian of The Galaxy II dan Wonder Woman. Please jangan tanya kenapa gue gak masukin Power Rangers & Transformers sebagai Superhero Movies di sini. Kalau bagi gue superhero movie itu yang diadaptasi dari komik Marvel / DC. Call me snob.

Jadi di reboot ke-3 ini, Spiderman a.k.a Peter Parker jadi balik ke remaja 15 tahun. Tapi tenang saja, di Homecoming ini udah gak ada adegan uncle Ben mati lagi (jadi gak usah cemas bakal bosan karena nonton pengulangan). Dan semua juga pasti udah pada tau, kalau di film ini ada Tony Stark (Iron Man). Trus cowok-cowok mungkin pada senang karena pemeran Bibi May tante-tante sexy (Marisa Tomei). Tapi gue gak akan membahas jalan cerita Spiderman Homecoming, secara gue lebih nyaman langsung kasih komentar aja soal filmnya. 

Pertama, dari seluruh Superhero Marvel, Spidey adalah favorit gue karena menurut gue dia itu paling manusiawi. Spidey / Peter Parker, sama seperti orang kebanyakan dalam menghadapi persoalan hidup seperti urusan asmara dan duit yang serba pas-pasan. Selain itu Spidey pun digambarkan ramah dan socially awkward yang membuat kita merasa sangat relatable dengannya, karena rata-rata dari kita pernah menghadapi masalah yang mirip-mirip dihadapi oleh Peter Parker.

Dari segi popularitas, Spiderman menurut gue pun lebih populer dibanding anggota tim Avengers yang lain macam Iron Man atau Captain America, jadi gak heran, Sony akan tetap berusaha mempertahankan lisensinya supaya gak balik ke Marvel.

Eniwei, film Spiderman ini dari dulu selalu ditargetkan untuk semua umur. Jadi jangan berharap film dengan cerita yang berat, kompleks, dark (suram) yang biasanya suka dicari sama penonton dewasa dengan alasan cerita berbobot. Karena itu gue heran kalau baca review-review di Kaskus yang kecewa kalau cerita di filmnya terlalu ringan. O well, hello Spiderman dari dulu selalu masuk film yang kid friendly, aneh kalau kecewa karena merasa ceritanya cenderung ringan kekanakan. Penonton yang mengeluh seperti itu ibaratnya mengeluhkan rasa pedas pada cabai atau rasa manis pada gula.

Untuk pemeran baru Spiderman, gue cukup suka. Tom Holland sangat adorable sebagai Peter Parker. Dia superhero yang naif, ramah dan senang menolong orang lain. Dia tidak cuek seperti Tony Stark dan tidak idealis seperti Capt. America. Karena itu Spiderman jadi Superhero panutan anak-anak. Tambahan, Spiderman itu bukan tipe alpha, dia itu selalu beta.

Untuk cast lain, angkat jempol untuk para aktor senior macam Michael Keaton yang berakting bagus sebagai penjahat Vulture yang tiap kemunculannya berasa peningkatan hawa tegang. Juga tentu saja Robert Downey Jr yang selalu tampil berkharisma.

Yang kurang gue suka dari Spiderman Homecoming
  1. Sekarang ini kan lagi gencar kampanye cultural diversity. Jadi peran dalam sebuah film Hollywood itu ngga melulu orang kulit putih. Gue sih senang-senang aja dan mendukung, tapi bukan berarti karakter original juga jadi diacak-acak. Misal karakter original itu aslinya orang kulit putih yah sudah biarkan orang kulit putih yang memerankan. Kalau mau ada ras lain, buat saja karakter baru. Maka itu gue jengkel saat Scarlett Johanssen peranin Mira dalam film Ghost In The Shell, seolah Hollywood ngga bisa cast cewek Asia. Cast yang gue maksud di sini adalah Zendaya. Bukan karena kurang cantik atau apa, tapi terasa miscast dan kurang chemistry aja kalau Zendaya jadi love interest Peter Parker. Dari segi karakter yang diperankan pun, karakter Zendaya masih sebatas peran pendukung yang jatah screen time-nya gak berpengaruh sama jalan cerita, selain dari nicknya MJ. Masih lebih banyak peran Laura Harrier yang jadi love interest Peter. 
  2. Kostum canggih ala Iron Man. Gpp sih kalau Spidey upgrade kostum untuk menyesuakan kondisi tapi juga ngga sampai secanggih kostum Iron Man yang sampai ada komputer pendamping bernama Karen. Spiderman itu kan identik dengan lone wolf  dan kemampuan mutannya, bukan karena peralatan canggih. Peralatan canggih cukup bagian Iron Man. 
Sudah sih, itu saja yang gue rasa kurang dari film Spiderman. Kalau soal klimaks yang githu doang yah wajar, secara musuhnya kan memang masih level menengah bukan yang ingin menghancurkan dunia. Dan Spiderman di sini masih remaja, dia ngga pernah menargetkan untuk mengalahkan musuh dengan cara membunuh, dia cuma ingin menghentikan kejahatan dengan cara mengalahkan musuh.

Saran gue untuk menikmati Spiderman:
1. Jangan nonton semua trailernya. Yup banyak scene yang bagus udah nggak ada gregetmya lagi karena udah terlanjur gue lihat di trailer.
2. Jangan ada ekspektasi apa-apa.
3. Karena ini reboot pasti secara sadar nggak sadar akan membandingkan dengan versi-versi terdahulunya. Banyak yang kecewa karena serasa menonton film remaja dengan Spiderboy sebagai peran utamanya alih-alih Spiderman. Tapi dari sejak melihat trailer kan udah sadar kalau ini kisah Peter Parker versi remaja, harusnya tau donk kalau sambal itu rasanya pedas, jadi jangan mengeluh kepedesan.

Bukan membandingkan, tapi sekedar berpendapat, jadi dari semua film Spiderman, mana yang paling bagus? Kalau bicara selera itu relatif, tapi film favorit Superhero gue (bukan cuma Spiderman) masih dipegang oleh Spiderman 2. Meski secara karakter, Spiderman atau Peter Parker versi Tobey Maguire bukanlah favorit gue karena terlalu emo/mellow. Tapi kalau soal sisi Superheronya, Spiderman 2 menurut gue yang paling bagus mengeksekusinya.

Nah sekarang mau komentar singkat film-film Superhero lain.

Wonder Woman



Secara keseluruhan Wonder Woman okeh. Oke maksud gue di sini adalah plot-nya rapih, cerita jelas, akting-akting pemainnya dapat dipertanggungjawabkan. Tapi kalau dari segi bagus itu mungkin balik ke selera masing-masing. Karena beberapa orang menganggap WW itu membosankan. Kalau kamu cari film yang lucu dan banyak unsur entertainmennya, entah itu humor atau adegan jedar jeder, mungkin WW agak kurang untuk itu.

Kalau bawa anak kecil di bawah umur 10 tahun mungkin juga akan bosan dan sangat mungkin mengantuk saat menonton WW. Kalau kamu juga nggak suka dengan Gal Gadot dipastikan nggak akan menikmati WW sama seperti teman gue. Karena film WW ini serasa menonton Gal Gadot The Movie, karena Gal Gadot tampil sangat flawless di sini, bahkan di tengah perang pun penampilan Gal Gadot serasa keluar dari salon.

Sekiranya hal positif dari sukses WW di mata kritikus dan netizen adalah Warner Bross / DC bisa sadar bahwa nggak semua karakter-karakter superheronya cocok dibuat ala Nolan yang tone filmnya gelap dan cerita sederhana namun malah dibuat menjelimet atau pretensius untuk mengesankan penonton atau supaya terlihat epic dan megah, misal Man of Steel atau Batman vs Superman. Dan eksekusinya malah gagal.

BTW, kalau suka film Captain America pertama, pasti suka sama WW. Karena menurut gue film WW ini mirip-mirip dengan Captain America: The First Avenger. Alur cenderung tenang, settingnya masa perang dunia.

The Guardian of Galaxy 2



Guardian of The Galaxy 2 atau gue singkat GoTG 2 adalah film yang sangat menyenangkan saat ditonton. Sekiranya untuk gue. Bahkan temen gue yang bawa 2 bocah umur 5 dan 7 tahun pun bilang sepanjang film berlangsung, anak-anaknya tertawa terus. GoTG 2 juga menurut gue film yang humornya paling banyak dan selalu tepat sasaran di sepanjang filmnya.

Gue lebih suka GoTG 2 daripada 1 meski rating Rotten Tomato lebih kecil GOTG 2 daripada GOTG 1. Gue suka tema family yang diangkat GOTG 2. Kadang keluarga nggak harus yang hubungan sedarah, tapi keluarga adalah seseorang yang akan selalu ada untuk elo dan bahkan mau berkorban untuk elo. Selain itu penokohannya para karakter GoTG juga lebih tegas di sekuelnya.

Kalau ngomong GoTG 2 pasti juga omongin musik 80-an. Musiknya tetep asik, easy listening. Tapi kalau buat gue masih lebih sukaan Awesome Mix vol 1.

Logan




Logan mungkin film Superhero yang paling nggak superhero. Tidak ada kostum, tidak ada guyon, dan yang paling penting, tidak ada unsur keagungan atau keperkasaan pahlawan super.

Bila film Superhero biasanya berunsur ceria dan fun, Logan sebaliknya. Aura depresi sudah terasa sejak awal film di mulai. Kisah para mutant yang sakit-sakitan dan mencoba bertahan hidup dan menghindar dari kekejaman para manusia yang ingin menjadikan mutan sebagai senjata melawan sesama manusia dan juga antar mutan sendiri.

Ada kalanya, gue ngarep kalau X-Men bisa gabung juga ke MCU seperti Spiderman, karena secara lisensi X-Men saat ini terpisah sama MCU secara dipegang sama Fox. Tapi mungkin kalau masuk ke MCU, kita juga nggak bakal lihat film superhero yang sekelam Logan.

Jadi Fox mengambil pendekatan sangat berbeda dalam Logan. Filmnya serius, sadis dan jelas ditujukan untuk penonton dewasa dengan memasang rating 17 tahun ke atas. Karena umumnya segmen film Superhero itu adalah semua umur, namun sudah 2 kali Fox membuat film Superhero khusus dewasa. Yang pertama adalah Deadpool yang gue anggap masih tipikal superhero (dengan tambahan adegan sadis), dan yang kedua adalah Logan. Namun berbeda dengan Deadpool, seandainya saja film Logan tidak memakai tokoh Wolverine atau tokoh-tokoh X-Men, katakan saja para karakter dengan kekuatan supranatural, gue rasa para penonton juga nggak bakal anggap itu film superhero.

Banyak yang menganggap Logan adalah film Superhero terbaik karena ceritanya sangat dewasa dan serius. Tapi kalau tanya pendapat gue, jujur gue nggak terlalu demen sama Logan. Auranya terlalu depresi IMO, dan gue lebih suka film superhero yang heartwarming, macam Spiderman 2. Yah mungkin kalau dilihat dari perspektif penyegaran genre superhero sih bagus, karena kan bosan juga nonton fim superhero yang modelnya itu-itu melulu.

Jadi segithu saja pembahasan gue mengenai film-film Superhero yang gue nikmati sepanjang tahun 2017 (iyah tau, belum lengkap karena masih ada Thor Ragnarok dan Justice League, cuma kelamaan kalau harus tunggu November, bisa-bisa gue lupa cerita film-film Superhero yang gue tonton di awal tahun).

Tapi so far gue senang film-film superhero yang sudah gue tonton sekiranya nggak mengecewakan. Seandainya gue harus menonton ulang dan cuma boleh pilih salah satu, gue akan pilih menonton GoTG II. 

Comments

Popular posts from this blog

Movie Review: Biohazard Vendetta

Tentang Blog Komentar Film